Sub Berita

Thursday, December 6, 2012

Pendidikan Pesantren Lebih Unggul Dibanding Pendidikan Formal


Any Surjani - Pendidikan


Jakarta, Pondok pesantren Al-muhajirin didirikan sejak tahun 1990 dengan kelas awal untuk tsanawiyah 13 orang dan untuk aliyah tingkat SLTA 9 orang,  “jadi pada tahun pertama pondok pesantren  buka hanya 2 kelas, tujuan didirikannya pondok pesantren Al-muhajirin jelas untuk mencerdaskan bangsa” ungkap bapak A.Salam Wahab selaku ketua dari yayasan pondok pesantren tersebut. Menurutnya  kurikulum yang digunakan sama merujuk kepada departeman pendidikan nasional. “Metode pembelajaran tidak jauh berbeda hanya saja untuk bidang-bidang  tertentu disesuaikan seperti bidang agama, kita butuh perangkat pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan saat itu ketika terjadi proses belajar mengajar, untuk kurikulum kita afiliasinya dua yaitu 1 departeman agama dan 1 ke departeman pendidikan nasional, disini dilihat dari komposisi belajar untuk pelajaran  umum 50% sedangkan agama 50% bisa dibilang agamanya lebih banyak  karena mereka santri jadi mereka 24 jam aktivitasnya”. Menurutnya pendidikan pondok pesantren memang lebih unggul dibandingkan pendidikan umum karena melihat persentase anak-anak pelajar yg kita lihat sekarang sedang demam tawuran, “disini tidak ada para santri yang namanya ikut tawuran” ungkap bapak A. Salam Wahab. Menurutnya Ini adalah salah satu pendidikan yang harus dicontoh oleh lembaga-lembaga lain. “karena memang santri 24 jam kita tanamkan nilai-nilai persaudaraan, tanamkan nilai-nilai ikhwa, tanamkan nilai-nilai nasionalisme dan kesatuan sehingga kecil kemungkinan mereka ikut tawuran karena betul-betul mereka kita didik secara intensif dipesantren ini” di pondok pesantren ini dimulai dengan lulusan sekolah dasar sekitar 13 tahun mereka boleh msuk  tsanawiyah atau yang setara dengan SMP di pondok pesantren, sedangkan untuk aliyahnya atau setara degan smu sekitar umur 15 tahun. Di Pondok pesantren ini Santri diperbolehkan pulang 1 bulan sekali  kecuali memang santri yang ada kebutuhan darurat , misalnya kbutuhan keluarga. Untuk biaya pun terjangkau untuk masuk pondok pesantren ini.


Dyah seorang santri yang berasal dari Jakarta, baru 6 bulan masuk ke pondok pesantren ini. Dyah atas kemauan sendiri masuk ke pondok pesantren ini, Dyah ingin agar agamanya lebih baik dan ingin mengetahui pengetahuan agama lebih dalam. “Disini saya diajarkan banyak sekali dari yang saya belum tau seperti baca alqur’an yang benar terutama tajwid. Pendidikan pondok pesatren ini menurut saya lbh unggul dibanding sekolah smu biasa”.

Menurut Ibu Sari selaku orangtua santri, “Pendidikan formal memang lebih bagus tapi di pesantren ini lebih bagus agamanya dibanding pendidikan formal. Anak saya dimasukkan ke pondok pesantren ini Agar dia lebih mengerti mendalam tentang agama dan alhamdullilah sekarang dia sudah banyak tau tentang agama”.

No comments:

Post a Comment