Sub Berita

Wednesday, December 5, 2012

Batik dan Tenun Indonesia pukau publik Italia

Jakarta – Batik dan Tenun Indonesia yang dipamerkan dalam acara peragaan busana klasik kontemporer buatan Desainer Mode papan atas Indonesia, Chossy Latu dan Carmanita, memukau Publik Italia.

Acara peragaan busana yang diselenggarakan lewat sebuah ajang internasional bertemakan “Wonderful Indonesia: A Caleidoscope of Indonesian Heritage” di Roma oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia Roma dan Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang sukses menampilkan karya Desainer Indonesia bercirikan Batik dan Tenun asli Indonesia yang dibalut gaya kontemporer alam.

Pada pergelarannya kali ini, Chossy Latu konsisten menggunakan kain tenun dalam baju-baju rancangannya yang sengaja dibuat klasik dan simpel agar dapat digunakan sehari-hari.

“Sebagai warga Indonesia yang berbudaya, tentunya saya bangga dengan hal ini. Kebudayaan bangsa kita ternyata mampu memukau publik Italia” ungkap Manajer Bentara Budaya, Paulina Dinartisti.

Salah satu lulusan dari Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Pasundan (UNPAS), Ali Akhmad Noorhidayat menjelaskan alasannya bangga terhadap batik. “Saya bangga dengan Indonesia yang berbudaya batik. Saya selalu mengenakan lurik ketika mendatangi tempat-tempat keramaian tertentu. Saya tidak pernah merasa malu. Meski banyak yang mencibir saya karena saya mengenakan lurik. Tapi saya tidak peduli” ungkapnya tegas.

“Masyarakat dunia khususnya Indonesia punya andil yang besar untuk membuat batik semakin eksis dan mendunia dengan cara-cara yang simple dan sehari-hari seperti dengan memakai batik ke acara pernikahan, bersih desa, kunjungan-kunjungan keluarga. Intinya ada rasa bangga yang timbul ketika memakai batik” tuturnya sambil tersenyum.

“Saya bangga memiliki batik. Karena ini adalah satu dari ribuan warisan dunia dari Indonesia yang memiliki daya tarik. Kita tahu, bahwa Indonesia mempunyai kebudayaan asli yang tidak terhitung jumlahnya. Lalu, apakah tindakan yang kita lakukan hanya sebatas sadar dan bangga saja? Tanpa perlu melakukan tindakan apapun?” ungkap Anindya Dwiandira Nadine, Mahasiswi Public Relations, STIKOM The London School of Public Relations Jakarta.

Anindya melanjutkan “Tidak ada pihak yang berwenang untuk melestarikan batik. Seluruh lapisan masyarakat Indonesia harus punya andil dalam membuat batik semakin mendunia”

“Sejauh ini pemerintah sudah serius dalam berupaya untuk mengibarkan batik agar semakin mendunia. Karena seperti yang kita tahu, banyak media memperbincangkan bahwa batik telah resmi diakui UNESCO dan dunia luar sebagai warisan dari Indonesia. Jadi, berbanggalah dengan batik dan tenun dan semua budaya milik Indonesia” ungkap Paulina Dinartisti menyudahi perbincangan. (Eleonora Feberiani)


No comments:

Post a Comment