Tri Susanty - Sosial
Dunia jalanan sungguh
keras, dapat kita lihat disetiap ruas jalan, segelintir anak-anak muda yang
mengadu nasibnya dijalan sebagai seorang pengamen. Ketatnya persaingan membuat
mereka tidak bisa berkutik saat akan mencoba mencari pekerjaan yang layak.
Tidak sedikit perusahaan yang memberikan syarat yang cukup memberatkan si calon
pegawai. “Sebelumnya saya kerja di PT, cuma kalau di PT itu sekarang system
kontrak, system kontrak itu kan harus
mengeluarkan dana, sedangkan saya gak punya dana untuk biaya kerja itu” ungkap
Rudy, Pengamen Jalanan.
Pengamen bukanlah
pekerjaan yang terlarang, namun banyak orang yang memaknai bahwa pengamen
adalah pihak-pihak yang sangat mengganggu keberadaannya. “karena terkadang ada
pengamen yang gak murni mengamennya, kadang ada yang sengaja mencopet sambil
mengamen” ungkap Nita, mahasiswa semester 5.
“Pengamen jalanan sudah
pasti mengganggu, sebenarnya itu tidak boleh mengamen dijalan. Dan sebetulnya
itu sudah tugas Trantib untuk menertibkan.” Ungkap Aipda.Gatot Santoro.
Namun, ungkapan itu
disanggah oleh Rudy, “Pengamen itu, bagi saya sendiri kalau dapat pekerjaan,
saya bekerja. Bagaimana saya mencari uang yang halal, tidak mencuri. Sebenarnya
pengamen yang menggaggu itu tergantung dari orangnya masing-masing. Lagipula
saya tidak pernah berbuat cacat kok terhadap masyarakat.” Sanggah Rudy, yang
sudah mengamen selama 3 tahun terakhir.
Tidak sedikit orang
yang berprofesi sebagai pengamen mengatas namakan tidak ada pilihan pekerjaan
lain, namun Aipda.Gatot Santoro menyangkal pernyataan tersebut. “Itu hanya
pembenaran diri saja, itu pekerjaan orang malas, mereka masih muda, masih
banyak pekerjaan kalau mereka mau. Lain hal kalau mereka mengamen untuk
kreatifitas. Kalau kreatifitas, itu tidak mengganggu orang, mereka bisa show
dimana saja, dilapangan, boleh itu, bagus. Tapi kalau mengamen di bus, didalam
berdesak-desakkan, ada yang lagi tidur, sudah pasti kan mereka mengganggu.”
“Saya berharap
Pemerintah melihat orang-orang yang ada dilataran bawah kayak saya, anak
jalanan. Sebagai Bangsa Negara Indonesia, saya perlu bicara kayak begini. Jadi
orang-orang kayak saya itu harus dilihat oleh para penguasa di Indonesia ini,
apalagi di Jakarta yang sebagai Ibukota Negara.” Ucap Rudy, bapak muda beranak
satu.
No comments:
Post a Comment