Jakarta – Batik dan Tenun Indonesia yang dipamerkan
dalam acara peragaan busana klasik kontemporer buatan Desainer Mode papan atas
Indonesia, Chossy Latu dan Carmanita, memukau Publik Italia.
Acara peragaan busana yang diselenggarakan lewat
sebuah ajang internasional bertemakan “Wonderful Indonesia: A Caleidoscope of
Indonesian Heritage” di Roma oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia Roma dan
Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang sukses menampilkan karya Desainer Indonesia bercirikan Batik dan Tenun asli Indonesia yang dibalut gaya
kontemporer alam.
Pada pergelarannya kali ini, Chossy Latu konsisten
menggunakan kain tenun dalam baju-baju rancangannya yang sengaja dibuat klasik
dan simpel agar dapat digunakan sehari-hari.
“Sebagai warga Indonesia yang berbudaya, tentunya saya
bangga dengan hal ini. Kebudayaan bangsa kita ternyata mampu memukau publik
Italia” ungkap Manajer Bentara Budaya, Paulina Dinartisti.
Salah satu lulusan dari Fakultas Ilmu Komunikasi,
Universitas Pasundan (UNPAS), Ali Akhmad Noorhidayat menjelaskan
alasannya bangga terhadap batik. “Saya bangga dengan Indonesia yang berbudaya
batik. Saya selalu mengenakan lurik ketika mendatangi tempat-tempat keramaian
tertentu. Saya tidak pernah merasa malu. Meski banyak yang mencibir saya karena
saya mengenakan lurik. Tapi saya tidak peduli” ungkapnya tegas.
“Masyarakat dunia khususnya Indonesia punya andil
yang besar untuk membuat batik semakin eksis dan mendunia dengan cara-cara yang
simple dan sehari-hari seperti dengan memakai batik ke acara pernikahan, bersih
desa, kunjungan-kunjungan keluarga. Intinya ada rasa bangga yang timbul ketika
memakai batik” tuturnya sambil tersenyum.
“Saya bangga memiliki batik. Karena ini adalah satu
dari ribuan warisan dunia dari Indonesia yang memiliki daya tarik. Kita tahu,
bahwa Indonesia mempunyai kebudayaan asli yang tidak terhitung jumlahnya. Lalu,
apakah tindakan yang kita lakukan hanya sebatas sadar dan bangga saja? Tanpa perlu
melakukan tindakan apapun?” ungkap Anindya Dwiandira Nadine, Mahasiswi Public
Relations, STIKOM The London School of Public Relations Jakarta.
Anindya melanjutkan “Tidak ada pihak yang berwenang
untuk melestarikan batik. Seluruh lapisan masyarakat Indonesia harus punya
andil dalam membuat batik semakin mendunia”
“Sejauh ini pemerintah sudah serius dalam berupaya
untuk mengibarkan batik agar semakin mendunia. Karena seperti yang kita tahu,
banyak media memperbincangkan bahwa batik telah resmi diakui UNESCO dan dunia
luar sebagai warisan dari Indonesia. Jadi, berbanggalah dengan batik dan tenun
dan semua budaya milik Indonesia” ungkap Paulina Dinartisti menyudahi
perbincangan. (Eleonora Feberiani)
No comments:
Post a Comment